Pada hari kamis, 9 Desember 2021 saya mengikuti sidang senat terbuka sekaligus wisuda mahasiswa STAIN Bengkalis angkatan ke-8. Ini momen yang sangat menyenangkan bagi para mahasiswa. penantian panjang yang menyelesaikan kuliah terhapus sudah pada acara ini. Luapan kebahagiaan tumpah-ruah, orang tua, calon mertua, pasangan, calon pasangan, atau kekasih baik lama dan berganti baru, tidak mungkin dilupakan. Wisuda seperti cinta pertama, keberadaannya sulit dilupakan.
Saya tersenyum melihat mereka, tapi kurang bergairah. Ma’lum hari itu sebenarnya saya masih demam, walaupun sudah menurun. Saya sebenarnya sudah permisi kepada Ketua STAIN tidak mengikuti acara tersebut. Walaupun sudah mengizinkan, hati kecil saya kok tidak enak, akhirnya ikut acara yang bagi dunia kampus adalah acara yang cukup sakral, menyenangkan dan membahagiakan bagi sukup banyak manusia yang mempunyai cita-cita sering disebut setinggi langit.
Mungkin senyuman saya yang kurang bergairah ini bisa jadi karena pengalaman diri sendiri dan bisa jadi akan menimpa para mahasiswa yang saat sekarang ini sudah mendapat gelar kesarjanaan. Saya bisa membayangkan wajah-wajah mereka saat berada di Kampus dan mendapatkan mata kuliah, dan saat mereka berada di jalan atau di depan gedung Kantor Bupati atau DPRD. Mereka menyuarakan rakyat, menyuarakan kebenaran sebagai wujud dari ajaran-ajaran kebaikan di bangku kuliah. mereka juga sudah bisa menghapal ayat-ayat suci arti sebuah keadilan dan kerakyataan serta kemanusiaan. Mereka juga telah mempelajari kisah para filusuf yang rela mati karena mempertahankan kebenaran.
Ah, sudahlah. Saya hanya bisa berdoa semoga mereka tetap baik-baik saja. Sebab kehidupan ini tidak seindah dalam bayang atau imajinasi mereka. selamat Semoga tuhan selalu memberikan terbaik buat kalian.
