Imam Ghozali, Dosen STAIN Bengkalis
Salah satu ciri khas dari Era Modern dengan beragam sebutan, mulai dari Era 4.0, bahkan saat ini katanya sudah memasuki Era 5.0. apapun istilah untuk menentukan zaman, ada ciri khas yang tidak terlupakan yaitu era administrasi. Namun demikian, era administrasi bukan berarti menganulir subtansi. Sebab apapun bentuk administrasi selalu lahir dari subtansi.
Seorang ulama sejak dulu sampai sekarang adalah orang yang berilmu dengan beragam kemampuan yang beragam baik dari segi kualitas, kuantitas atau pun keberagaman ilmu pengetahuan dan juga keberagaman pengalaman ritual tentang kedekatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta keikhlasan menjalankan tugas yang diemban pada dirinya. Status ini ketika memasuki zaman administrasi pun tidak berubah namanya yaitu ulama, yaitu mempunyai fungsi sebagai khadimul umah dan shadiqul hukumah.
Sejak dulu kedua fungsi tersebut telah dilakukan oleh para ulama. Penulis telah mendengar cerita tentang seorang Abu Hanifah, Imam Malik, Syafi’i dan Hanbali dalam menjalankan fungsinya. Mereka telah memberikan jalan fungsi nya dengan cara yang berbeda, tapi mempunyai subtansi sama yaitu memberi cahaya kebenaran terhadap para penguasa dan masyarakat. Penulis juga telah membaca ulama model Ibnu Khaldun yang senantiasa membimbing para pemimpin dengan duduk bareng dan menjadi bagian sistem kekuasaan. Kedua metode tersebut sebenarnya bagian dari ijtihad para ulama untuk melanjutkan fungsi nya sebagai warasatul ambiya.
Berkaitan hal tersebut, Imam Al-Ghozali kemudian membagi dua jenis ulama; ada yang baik dan tidak baik. Ulama yang baik adalah ulama yang komitmen teguh dalam mengemban amanah sebagai “Penyambung Lidah” para Nabi yang menyampaikan risalah-risalah islamiyah. Sedangkan Ulama tidak baik, atau Ulama shu’ adalah ulama yang telah meninggalkan fungsinya secara benar. Tentu saja, persoalan definisi ini adalah persoalan hati yang tidak setiap orang mengetahuinya. Karenanya, tuduhan-tuduhan orang yang diluar sistem bersifat subyektif dan politis.
Tentu saja dalam era administrasi penampilan ulama akan mengalami wajah baru, adanya penanggungjawaban secara moral melalui kebenaran administrasi. Ini merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah terpikirkan oleh para ulama yang memang sering digambarkan sebagai manusia yang merdeka. Akibatnya, saat mereka masuk pada era ini, perlu belajar lagi tentang ilmu-ilmu terapan administrasi sebagai pendamping ulumuddin agar tujuan dakwah tercapai, dengan tidak melanggar administrasi yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
Dari sini sebenarnya, bahwa era administrasi saat sekarang ini sedang menjadi era baru bahwa MUI bukan sebatas uswatun khasanah dalam bidang etika, moral dan kekhusu’an dalam mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga MUI dituntut untuk bisa menjadi garda terdepan sebagai percontohan bagi lembaga lain tentang pentingya administrasi.
Selamat atas terselenggaranya Rapat Kerja Daerah I Majelis Ulama Provinsi Riau, semoga memberikan konstribusi positif bagi masyarakat Provinsi Riau.