Di antara kepercayaan-kepercayaan yang diselundupkan yang menjadi kepercayaan kaum syiah ialah kepentingan tentang reinkarnasi, kembali hidup di dunia ini sesudah mati. Sejak dari bapak-bapak mereka yang pertama menyakini kepercayaan ini. Menurut sekte Syi’ah, setiap Imam mereka sejak dari Ali sampai kepada Ibnul Hasan Al-Askary ( yang dianggap oleh mereka menghilang) tetapi mereka percaya bahwa ia akan hidup kembali sesudah matinya.
Mereka menganggap imam-imam mereka derajatnya lebih tinggi dari derajat para Nabi dan Rasul, mereka anggap sebagai atasan para Rasul, bahkan melebihi derajat “atasan” itu. Mereka meriwayatkan riwayat dusta tentang Ali r.a, dari Al-Mufadhal bin Umar, dari Abu Abdullah mengatakan, ” Amirul mu’minin Ali sering sekali berkata, “Saya ini adalah pembagi yang ditEtapkan Allah antara Surga dan Neraka…Semua malaikat dan Jibril begitu juga semua Rasul-Rasul.” Sesungguhnya aku dibebani seperti beban Rasulullah, yaitu beban Tuhan. Rasulullah menyeru dan berpakaian, aku juga menyeru dan berpakaian. Aku diberi kelebihan yang tidak pernah diberikan kepada seseorang sebelum aku. Aku mengetahui akan kematian, bencana, nasab dan fashlul khithaab ( membeda antara haq dan batil), tidak ada yang melebihi aku, aku mengetahui segala yang gaib, aku memberi kabar gembira dengan izin Allah dan…”
Dari paparan tersebut menunjukan bahwa sekte syi’ah telah sesat dari segi akidah. karena telah menyamakan kedudukan Ali bin Abi Thalib sederajat bahkan terkadang melebih derajat dari nabi muhammad s.a.w. sebagai umat Islam yang mengimani Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, seharusnya tidak boleh merendahkan derajat nabi Muhammad dan meninggikan Ali melebihi rasulnya. sebab hal yang demikian merupakan pelanggaran akidah yang sangat fatal.