Tulisan ini saya akan memperkenalkan pengertian ahlusunnah wal jama’ah, yaitu suatu golongan yang mengikuti Nabi Muhammad s.a.w dan para sahabat-sahabat-nya. Untuk memahami makna ahlusunnah wal jama’ah perlu memahami asal kata tersebut, yaitu kata “sunnah” dan “jama’ah”. Kata “sunnah” dalam bahasa arab berasal dari kata “sanna” yang berarti jalan. Jadi sunnah menurut bahasa adalah sama artinya dengan tariqah dan sirah yaitu perjalanan. dalam kontek aliran Islam, kata sunnah didahului dengan kata “ahlu” menjadi ahlusunnah artinya pengikut madzhab sunnah. jama’ah artinya perkumpulan. dalam konteks aliran islam, yaitu perkumpulan para sahabat nabi, tabi’in, dan tabi’in tabi’in. maka kata ” wal jama’ah” yang dimaksud disini yaitu para sahabat nabi, tabi’in dan tabi’in tabi’in. jadi aliran Islam ahlusunnah wal jama’ah adalah aliran dalam Islam yang dalam melaksanakan ajaran Islam mengikuti nabi, para sahabat, tabi’in, dan tabi’in tabi’in.
Pembicaraan tentang ahlusunnah wal jama’ah sering dikaitkan dengan hadist Nabi Muhammad s.a.w yang menerangkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan yang selamat yaitu ahlusunnah wal jama’ah. berikut ini hadist nya:
Dari Abu ‘Amir Abdullah bin Luhai berkata: Kami melakukan haji bersama Mu’awiyah bin Abu Sufyan, tatkala kami sampai di Makkah, dia berdiri setelah melakukan shalat dhuhur lalu berkata; “Rasulullah s.a.w bersabda: “Dua ahli kitab sebelum kalian telah terpecah dalam agama mereka menjadi tujuh puluh dua kelompok. dan umat ini akan terpecah dalam agama mereka menjadi tujuh puluh tiga golongan, semua ahlu ahwa ( pengikut hawa nafsu), dan semuanya akan masuk neraka kecuali satu, yaitu al-jama’ah. Sesungguhnya akan muncul dari kalangan umatku beberapa kaum, mereka akan terjerambab pada kesenangan-kesenangan itu sebagaimana Anjing yang begitu menurut kepada pemiliknya, tidak tersisa sedikit pun urat maupun tulang kecuali dia memasukinya. Demi Allah, wahai orang-orang Arab, jika kalian tidak melaksanakan apa yang dibawa oleh nabi kalian makan orang selain kalian lebih liar untuk tidak melaksanakannya ( HR. Ahmad).
Masih ada beberapa hadist yang mempunyai makna sama dengan redaksi yang berbeda. Namun saya mencukupi hanya satu hadist saja untuk menjadi dasar tentang tentang golongan ahlusunnah wal jama’ah.