DASAR ONTOLOGI
Dasar ontologis menurut Jujun S. Suriasumantri, yaitu bicara tentang ahkikat apa yang dikaji. Amsal Bakhtiar mengemukakan Ontologi bersasal dari bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut isitilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Selanjutnya dikatakan, Rudolf Goclenius orang yang pertama kali mempulerkan term ontology. Rudolf goclenius menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis yang dalam perkembangannya dibagi menjadi dua, yaitu metafisis umum dan metafisis khusus. Istilah metafisis umum adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar dari segala sesuatu yang ada. Adapun istilah metafisis khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi dan teologi.
Dalam persoalan ontologi, orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang aa ini” pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua yang berupa rohani (kejiwaan). Hakikat yaitu kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga kenyataan yang berubah. Pembahasan mengenai ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa/” yang menurut Aristoteles merupakan the firs philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.
Terdapat beberapa alirand alam ontologi yang kemudian juga dikenal sebagai aliran dalam filsafat. Menurut Zainuddin aliran ini bertolak dari pemahaman dan pertanyaan seputar: apakah yang ada itu (what is being/) bagaimana yang ada itu? (how is being?) dan dimanakah yang ada itu? (what is being?”). jawaban atas beragam pertanyaan ini melahirkan aliran sebagai berikut:
Pertama, monoisme, yaitu paham menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu, tidak mungkin dua. Paham ini terbagi menjadi dua aliran, yaitu : pertama, materialisme menganggap bahwa sumber yang asal itu materi, bukan rohani. Aliran ini sering pula disebut dengan naturalisme, namun sebenarnya ada sedikit perbedaan. Dari segi dimensinya, paham ini sering dikaitkan dengan teori atomisme. Pemikiran ini dipelopori oleh Thales, Anaximander dan Demokritos. Idealisme diambil dari kata idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beragam itu berasal dari roh (sukma) atau sejenisnya. Para tokoh aliran ini di antaranya Aristoteles, George Berkeley, Immanuel Kant, Fichte, Hegel dan Schelling.
Kedua, dualisme berpendapat bahwa benda sendiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani. Para tokoh paham ini di antara Descrates, Benedictus De Spenoza, dan Gitifried Wilhelm Von Leibniz.
Ketiga, pluralism dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Para tokoh aliran ini di masa Yunani kuno di antaranya Anaxogoras dan Empedocles.
Keempat, nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Dick Hartoko mendefinisikan nihil = ketiadaan; tak ada sesuatu yang ada, yang benar, yang berharga. Istilah nihilism diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev. Namun doktrin nihilisme sudah ada pada pandangan Gorgias yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatu pun yang eksis. Kedua, bila suatu itu ada. Ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitas dapat diketahui, ia tidak dapat kita beritahukan kepada orang lain. Tokoh aliran ini Friedrich Nietzsche.