PERKEMBANGAN FILSAFAT BERDASARKAN LATARBELAKANG WILAYAH
- Filsafat barat
Filsafat barat bermula di yunani. Bangsa yunani mulai menggunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar abad vi sm. Perkembangan pemikiran ini menandai usaha manusia untuk menggunakan akal dalam memahamis egala sesuatu. Pemikiran yunani sebagai embrio filsafat barat berkembang menjadi titik tolak pemikiran barat abad pertengahan, modern dan masa berikutnya. Disamping menempatkan filsafat sebagai sumber ilmu pengetahuan. Pada abad pertengahan, misalanya dunia barat didominasi oleh dogmatism geraja (agama), tetap abad modern seakan terjadi terjadi pembalasan yang akibatnya barat mengalami kekeringan spiritualisme. Namun selanjutnya, barat kembali melirik kepada peranan agama yang kehidupan mereka kembali memiklik makna. Tema-tema pembidangan filsafat barat antara lain: ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Ontology membahas tentang masalah “kebendaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris (kasatmata) misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup atau tata surya. Epistimologi adalah tema yang mengkaji tentang pengetahuan (episteme) secara harfiah berarti pengetahuan). Epistimologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan secara batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Akisologi yaitu tema yang membahas tentang masalah nilai atau norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusia.
- Filsafat Yunani Kuno
Bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali beruasha menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bansa yunai merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa yunani. Kebebasan berpikir bangsa yunani disebabkan sebelumnya tidak pernah ada agama ayng didasarkan pada kitab suci. Keadaan ini jelas berbeda dengan mesir, Persia dan india. Adapun livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa yunani dikarnakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan. Peran agama di masa modern dgantikan ilmu positif mencar asal (asas) segala esuatu (arche). Filafa pra-socrates ditandai oleh usaha mencari asal segala sesuatu. Tidakkah di balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu ada satu asas?
Para filsuf zman yunani klasi ini mempertanyakan hakikat kehidupan. Seperti halnya thales, salah seorang filsuf yang hidup pada masa itu, mendapatkan kesimpulan bahwa penyebab pertama kehidupan yaitu air, karena ia melihat adanya kehidupan ini karena adanya air. Ada pun anaximadros menganggap penyebab pertama kehidupan itu yang tak terbatas. Empedoklse menyatakan api-udara-tanah-air.
- Filsafat Yunani
Filsafat yunani di wakili oleh plato dan aristoteles. Puncak zaman yunani dicapai pada pemikiran filsafat Socrates (470-399 sm), plato (428-348 sm), dan aristoteles (384-322 sm). Pada zaman ini, pertanyaan tentang kehidupan mulai berkembang. Mereka tidak lagi hanya melihat keluar (outside), akan tetapi juga mulai melihat ke dalam (inside). Persoalan tentang manusia mulai dipertanyakan. Misalah, apa hakikat manusia? Dari mana manusia berasal? Dari pertanyaan ini lahirlah suatu jawaban. Salah satunya jawaban yang muncul dari plato bahwa hakikat manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa. Secara struktur, jiwa lebih tinggi dari tubuh. Menurut plato, tubuh menjadi penjara jiwa. Jia akan bebas ketika ia lepas dari tubuhnya. Sementara itu, aristoteles mengatakan hakikat amnesia tidak terpisah antara tubuh dan jiwa. Tidak ada yang tinggi dari struktur, manusia terdari dari forma dan materi.
- Filsafat abad pertengahan
Zaman ini dtandai oleh tiga aliran pemikrain filsafat yaitu stoisis-me, epikurisme, dan neo-platonisme. Stoisisme terkenal karena filsafat etikanya, manusia berbahagia jika ia bertindak rasional. Epikurisme juga terkenal dalam filsafat etikanya. Kita harus memiliki kesenangan, tetapi kesenangan tidak boleh memiliki kita. Neo-platonisme. Idea kebaikan (idea tertinggi dalam plato) disebut oleh plotinos to en= to hen, yang esa, the one.
Yang esa merupakan awal, yang pertama, yang paling baik, paling tinggi dan yang kekal. Yang esa tidak dapat dikenal oleh manusia karena tidak dapat dibangingkan atau disamakan dengan apapun juga. Yang esa yaitu pusat daya, seluruh realitas beraal dari pusat itu lewat proses pancaran (emanasi), bagai matahari yang memancarkan sinarnya.
Pada periode filsafat abad pertengahan ini lahirnya agama sebagai kekuatan baru. Banyak filsuf yang lahir dari latarbelakang ruhaniwan. Dengan lahirnya agama sebagai kekuatan baru, wahyu menjadi otoritas dalam menentukan kebenaran. Sejak geraja (agama) mendominasi, peranan akal (filsafat) menjadi sangat kecil. Geraja telah membelokkan kreativitas akal dan mengurangi kemampuannya. Pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dkenal dengan “the scholastics,” sehingga periode ini disebut dengan masa scholastic. Para filsuf aliran scholastic menerima doktri geraja sebagai dasar pandangan filosofisnya. Ciri khas filsafat abad pertengan ini terletak pada rumusan santo anselmus (1033-1109), yaitu credo utintelligam (saya percaya agar saya paham).
- Filsafat Modern
Filsafat modern diawali dengan munculnya renaisans sekitar abad XV dan XVI M, yang bermaksud lepas dari dogma, akhirnya muncul semangat perubahan dalam kerangka berpikir. Problem utama masa renaisans, sebagaimana periode skolastik, yaitu sintesis agama dan filsafat dengan arah yang berbeda. era renaisans ditandai dengan tercurahnya perhatian pada berbagai bidang kemanusiaan, baik sebagai individu maupun sosial.
Puncak masa resainsans munul pada e arena Descartes (1596-1650), yang dianggap sebagai bapak filsafat modern dan pelopor aliran rasionalisme. Argumentasi yang dimajukan bertujuan untuk melepaskan dari kungkungan gereja. Salah satu semboyannya yang terkenal yaitu “cogito ergo sum”, saya berpikir maka saya ada.
- Filsafat postmodernisme kontemporer
Filsafat postmodern atau kontemporer ditandai dengan keinginan untuk mendobrak sifat-sifat filsafat modern yang mengagungkan keuniversalitasan, kebenaran tunggal, dan kebebasnilaian. Karena itu, filafat postmodern sangat mengagungkan nilai-nilai relativitas dan mininarasi, berbeda dengan filsfat modern yang mengagungkan narasi-narasi besar. Filsafat postmodern lebih cenderung lebih beragam dalam hal pemikiran.