Ketika Burung Merpati Berdzikir

Bagikan :

Imam Ghozali, Dosen STAIN Bengkalis

Pagi ini ( selasa, 6 Desember 2022) saya, Gus Hamim dan Ustadz Muhammad Taufik sedikit terlambat pulang ke Hotel. Rasanya betah di Masjid Nabawi. Lagian, jarak Hotel dan Masjid Nabawi diperkiraan 100 meter. Cukup dekat. Tapi jika kurang memperhatikan atau menandai arah Hotel, apakah dengan memotret bagian-bagian khusus bangunan, bisa kesasar. Seharusnya sudah sampai, bisa-bisa sampai siang keliling mencari Hotel.

Keluar dari Masjid Nabawi, pelataran nya penuh dengan Burung Merpati. Unik memang, warnanya terlihat sama. Dulu saat saya masih  kecil, setahu saya burung Merpati beragam warnanya; ada yang dominan warna nya merah, putih, kadang ada juga yang hitam. Suatu saat ini perlu ditanyakan, kenapa warna bulunya bisa seragam, apakah ini bagian dari pesan Allah bahwa ibadah Haji dan Umroh mempunyai seragam sama, yaitu putih dan mempunyai tujuan sama yaitu mengabdi kepada Allah s.w.t.

Kami pun berhenti beberapa saat melihat pemandangan yang unik. Ada ratusan Burung sangat akrab dengan jamaah, bahkan sebagian jamaah nya seolah-olah berkomunikasi dengan burung-burung tersebut sembari melemparkan makanan, sehingga dia pun dikerubut oleh burung-burung, seolah-olah tidak ada jarak. Saat  akan ditangkap, burung pun terbang, seolah-olah insting mereka sudah paham terhadap perilaku para jamaah saat memberi makanan, pasti ada mau nya. mungkin juga ungkapan “Jinak-Jinak Merpati”  berasal dari perilakunya, indah dipandang tapi sulit ditangkap.

Namun, saya hari ini mendapatkan pelajaran dari burung Merpati. Saya dalam diam “angen-angen” (berfikir-pen), tentang kemulyaan burung Merpati. Mereka sepanjang hari terbang dan hinggap di Lantai Pelataran Masjid Nabawi. Mereka telah mampu menghibur puluhan ribu jamaah di pelataran pertamanan surga Dunia. Saya menyakini mereka adalah mahkluk Allah yang sedang bertasbih mengagungkan asma-asma-nya sebagaimana firman-nya Q.S. An-Nur Ayat 41 : “ yusabihu ma fi as-samawati wal ardhi wa thoiri shoffatu kullu qod ‘alima sholatahu wa tasbihahu” ( Segala nya bertasbih kepada Allah apa yang ada di Langit dan Bumi, dan burung-burung yang merentangkan sayapnya  senantiasa bertasbih).

Penulis artikel ini melihat Burung-Burung tersebut terlihat sangat bahagia. Itu perasaan saya saja. Mereka hidup menghabdikan diri kepada Allah, dan Allah pun menyukupi kebutuhan mereka dengan status “min khaisu layahtasyib”, rezeki dari berbagai jalan yang tidak disangka-sangka.

Kenapa saya dan mungkin anda tidak atau lebih tepatnya belum bisa bersikap “sumeleh” atau menempatkan hati kita totalitas kepada Allah sebagaimana burung-burung Merpati yang berada di Pelataran Masjid Nabawi? Padahal fasilitas kita lebih sempurna yang kata Allah dikatakan sebagai “ahsanitaqwim”, makhluk yang terbaik. Tuhan telah memberi kita akal yang mampu mendesain diri sebagai manusia yang lebih hebat dari burung-burung tersebut, bahkan lebih hebat dari para Malaikat. Dari akal tersebut, Tuhan memberi kualitas manusia sehingga bisa membedakan baik dan benar, mana yang boleh dan mana yang tidak. Dari akal tersebut kita juga mengetahui jalan-jalan menuju ma’rifat kepada-Nya dan jalan-jalan yang menjungkirbalik status manusia sehingga paling hina. Kita diberi ruang untuk memilih yang terbaik untuk menghadap kepada-Nya di kemudian hari.

Tentu saja, Allah menghadirkan Burung-Burung di Pelataran Masjid Nabawi bukan “ruang kosong” tanpa makna. Tuhan sedang mengasah kecerdasan berfikir kita terhadap fenomena tersebut agar lebih dekat dengan Allah dalam cara berfikir, beribadah dan beramal sholeh. Buah semua ini yaitu ada perasaan bahagia dalam kondisi apapun. Sebab hati nya sudah terlanjur jatuh cinta secara mendalam kepada-Nya. Namun semua ini butuh latihan bukan?


Bagikan :

Vijian Faiz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Taman Surga

Fri Dec 9 , 2022
Bagikan :Imam Ghozali, Dosen STAIN Bengkalis Salah satu keinginan pergi ke Madinah yaitu ziarah ke makam rasulullah dan sekaligus ke Raudhah. Alhamdulillah terkabul. Pada hari rabu malam kamis sekitar jam 12 malam saya bersama rombongan Umrah dari Kepulauan Meranti bisa ziarah ke Raudhah. Tempat ini sangat istimewa. Ini bagian dari […]

Baca Juga