Oleh:
Imam Ghozali
Agama Yahudi merupakan salah satu agama Samawi. Ada agama-agama Samawi selain Yahudi yaitu agama Islam dan Nasrani. Jika dirunut dari garis keturunan, para Nabi dari ketiga besar agama tersebut berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu Ibrahim. Nabi Ibrahim mempunyai dua istri, yaitu Hajar dan Sarah. Perkawinan dengan Hajar melahirkan anak bernama Ismail. Sedangkan dari Sarah melahirkan anak bernama Ishak. Dari jalur Nabi Ismail tidak menurunkan para Nabi. Ketika dia sudah dewasa, menikah dengan wanita Arab. Dari perkawinan ini melahirkan suku besar dan terhormat yaitu suku Qurays. Yang menurunkan suku ini adalah Nadhlar ibn Kinanah, sehingga setiap orang dari keturunan Nadlar adalah orang Qurays. Pendapat lain mengatakan dinamakan suku Qurays karena mereka berpencaharian dagang. Qurays itu sendiri berasal dari kata qarasya artinya mengumpulkan (Amin, tt). Dari suku ini melahirkan nabi Muhammad s.a.w.
Sedangkan dari jalur nabi Ishak melahirkan banyak nabi yang sering disebut para nabi kaum Yahudi. Nabi ishak menikah dengan Rafqah binti Batuil. Setelah menunggu waktu yang cukup panjang, Rafqah melahirkan dua anak kembar, yaitu Iish atau Esau dan Yaqub. Iish ini yang melahirkan bangsa Romawi (Widyananda, 2 Mei 2020). Yaqub melahirkan 12 anak yaitu Ruben, Semeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar,Zebulon, Yusuf dan Bunyamin (Syeirozi, Sabtu, 22 Mei 2021). Putra ketiga Yaqub, Lewi melahirkan banyak Nabi dan Imam, seperti Musa, Harun, Samuel yang keempat Yehuda, menurunkan sekaligus Raja, yaitu Dawud dan Sulaiman. Putra Ya’qub ke 11, yusuf melahirkan Nabi Yasya dan Ilyasa. Bunyamin melahirkan Nabi Yunus. Dan nabi Isa konon termasuk dari anak nya Lewi (Syeirozi, Sabtu, 22 Mei 2021).
Ketika negeri Palestina mengalami paceklik dan dilanda kelaparan, Israel membawa anak-anaknya ke Mesir. Pada waktu itu Yusuf sudah menjadi menjadi penguasa Mesir. Maka terbentuklah bani Israel Mesir. Pada masa raja Fir’aun, mereka ditindas. Atas perintah Allah, Musa membawa mereka ke Palestina. Disinilah nabi Musa menerima ajaran-ajaran Allah yang terdokumentasi pada kitab Taurat. Namun dalam perkembangan selanjutnya, kitab Taurat pun mengalami penyelewengan dari aslinya. Kitab Yahudi pun berubah menjadi kitab Talmud sebagai kitab suci baru kaum Yahudi (Nasional, 2003). Apakah perubahan sebagian isi kitab Taurat ini adanya pengaruh dari budaya lain di luar Yahudi?
Bisa jadi demikian. Ketika agama Yahudi bertemu dengan Yunani, bercampurlah filsafat Yunani dan agama, sehingga melahirkan suatu kompromi antara kepercayaan mereka dengan ilmu pengetahuan yang melahirkan varian baru ajaran-ajaran agama Yahudi. Bisa jadi pengakuan Uzair sebagai anak Tuhan oleh orang Yahudi merupakan indikasi dari pengaruh ekternal filsafat dan ilmu pengetahuan dari luar terhadap agama Yahudi. Pergeran tersebut merupakan suatu bukti bahwa ajaran ketuhanan yang monoteisme tidak bisa memenuhi hajat zaman mereka. Banyak dari pada problem yang dulu tetap masih ada oleh karena situasi kemanusiaan itu memang tetap sama, akan tetapi bentuk yang modern daripada persoalan-persoalan tersebut berbeda dengan bentuk-bentuk lama (Trueblood, 1965).
Teori materialisme membantu nalar berfikir kaum Yahudi bahwa penemuan-penemuan ilmiah yang besar telah membuktikan adanya rangkaian yang pasti antara bentuk-bentuk materi dalam gerak dan menunjukkan adanya kemungkinan untuk merubah sesuatu materi kepada bentuk lain dengan taka da campur tangan dari kekuatan Ghaib (Trueblood, 1965). Praktek materialisme dan rasionalisme telah sejak awal sudah berkembang pada masyarakat yahudi ketika menentang beberapa aturan-aturan agama yang disampaikan oleh para Nabi. Mereka menentang segala aturan agama yang merugikan terhadap kekuasaan dan ekonomi mereka. Bahkan tidak segan-segan mereka melakukan tindakan kekerasan sampai pada yang paling ekstrem yaitu membunuh para Nabi.
Logika berikir tentu tidak akan menemukan suatu kebenaran akan sikap dan perilaku mereka melakukan pembunuhan terhadap para nabi dan rasul. Jika masyarakat kaum Qurays pada masa Melakukan melakukan intimidasi dan mencoba pembunuhan serta embargo kepada Nabi dan sahabat di awal-awal perkembangan Islam itu disebabkan karena persoalan-persoalan kekuasaan dan ekonomi. Para kelompok atau kaum feodal tidak mau kehilangan kekuasaan, jabatan dan status sosial serta bisnis mereka oleh ajaran Nabi yang sangat merugikan mereka saat itu dan menguntungkan kelompok masyarakat biasa. Begitu juga saat Nabi hijrah ke Madinah dan sudah mulai menampakan kekuatannya, kelompok kaum Yahudi pun melakukan pemberontakan. Padahal mereka sudah mendapatkan perlindungan dan hak-hak yang sama yang tertulis dalam Piagam Madinah (Sukardja, 2012).
Tindakan kaum Yahudi tentu saja lebih ekstrem ketimbang masyarakat Arab pada zaman Muhammad. Berbagai kepentingan kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi telah berani membunuh saudara-saudara mereka. Percobaan pembunuhan terhadap Yusuf oleh Yehuda dan saudara-saudaranya bukan karena karena kasih sayang yang berlebihan Yaqub kepada nya, namun ada aspek politik akibat dari prediksi dan mimpi Yusuf sendiri berupa kekuasaan yang disimbolkan sujudnya Bulan, Matahari dan 11 bintang kepada Yusuf. Begitu juga perbuatan yang sangat sadis kepada para nabi lain membuat Allah mengutuk kaum yahudi dua kali berupa kehancuran Masjid al-Aqsha pada masa nabi Sulaiman dan terhinanya bangsa Yahudi dengan terlunta-lunta di seluruh penjuru dunia (Madjid, 2008).
Kini mereka pun ingin kembali kepada tanah leluhurnya yaitu palestina. Sebab dalam al-kitab, palestina disebut Sebagai Tanah Israel, Tanah Tuhan, Tanah Suci dan Tanah bangsa Ibrani. Kesucian tanah Palestina diperebutkan oleh tiga agama besar, Yahudi dan Nasrani dianggap sebagai tanah yang dijanjikan oleh Tuhan untuk tempat kembali. Sedangkan Islam sebagai tanah suci karena kiblat pertama kaum muslimin dan Mi’raj nabi Muhammad s.a.w ke Sidratul Muntaha. Tentu saja arogansi, kaum yahudi tidak akan berubah. Mereka tetap sama, yaitu melakukan segala cara untuk menguasai Palestina, termasuk dengan cara melakukan pembunuhan atau peperangan.
Bibliography
Amin, A. (tt). Fajar Islam, terjemahan : Zaini Dahlan . Cirebon : CV. Forum .
Madjid, N. (2008). Islam Agama Peradaban . Jakarta : Paramadina .
Nasional, D. P. (2003). Ensiklopedi Islam, 4 NAH-SYA. Jakarta : PT. Ichtiar Baru van Hoeve.
Sukardja, A. (2012). Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar NRI 1945. Jakarta : Sinar Grafika .
Syeirozi, M. (Sabtu, 22 Mei 2021). Sejarah Bani Israel (3): 12 Klan dan Diaspora Mereka . NU Online.
Trueblood, D. (1965). Filsafat Agama, terjemahkan: H.M.Rasjidi. Jakarta : Bulan Bintang.
Widyananda, R. F. (2 Mei 2020). Kisah Nabi Ishak, Putra Nabi Ibrahim yang lahirkan Nenek Moyang Bani Israel. merdeka.com.