Filsafat Ilmu bagian Pertama

Bagikan :

Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya (radic). Dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.

Plato : filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.

Aristoteles : filsafat merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelediki sebab dan asas suatu benda.

Al-Farabi: filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam, yang maujud dan bertujuan menyelediki hakikat yang sebenarnya.

Immanuel Kant: filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya terahdap 4 persoalan yaitu: 1. Apakah yang dapat kita ketahui (metafisika), 2. Apakah yang boleh kita kerjakan (etika). 3. Sampai manakah harapan-harapan kita (agama). 4. Apakah yang dinamakan manusia (antropologi).

Harun Nasution: filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat oleh tradisi, agama).

Karakteristika cara berfikir filsafat: pertama, sifat menyeluruh, maksudnya seorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang yang lain, kaitanya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini membawa kebahagiaan dirinya. Hal ini akan membuat ilmuan tidak akan merasa sombong dan mengaku paling hebat. Kedua, sifatnya mendasar, maksudnya sifat yang tidak begitu saja percaya bahaw ilmu itu benar, mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria itu dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu, benar itu sendiri apa? Seperti suatu pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar. Ketiga spekulatif maksudnya menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik, akhirnya dibutuhkan suatu sifat spekulatif baik dari segi proses, analisis, maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.

Kebenaran ada dua: pertama, kebenaran hakiki, yaitu kebenaran mutlak yang bersumber dari wahyu ilahi yang pada tataran tertentu ada yang tidak dapat disentuh oleh ilmu pengetahuan manusia dana akal pikiran manusia yang terbatas dia hanya bisa diterima sebagai kebenaran melalui keyakinan yang bersifat doktrinan. Kedua, kebenaran ilmiah ilmu pengetahuan yaitu kebenaran yang disandarkan pada teori, kebenaran dan bukti empiris yang diriset, ditelaah dan dikembangkan melalui berbagai studi metodologi tentang keilmuan yang bertolak pada kekuatan logika, penalaran manusia secara ilmiah.

Secara umum dikenal ada tiga kriteria kebenaran ilmiah. Pertama, koherensi, yakni teori kebenaran yang mendasarkan diri pada kriteria kebenaran secara konsisten pada suatu argumentasi, konsistensi berarti sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan di mana pun suatu argument ilmu pengetahuan dikemukakan.  Kedua, korespondensi, yakni teori kebenaranya yang mendasarkan diri pada kriteriaa tentang kesesuaian antara materi yang dikandung suatu pernyataan dan objek pernyataan, seperti manis, tawar, asin. Artinya secara teoritiss dan empiris terbukti adanya dan tidak terbantahkan. Ketiga, pragmatis, yakini teori kebenaran yang mendasarkan diri pada kriteria tentang berfungsi atau tidak suatu pernyataan kebenaran dalam lingkup ruang dan waktu. Suatu teori ilmu pengetahuan tidak terbatas oleh wilayah, waktu, kelompok, situasi, dan kondisi tertentu, dia tetap benar.

Filsafat tidak melakukan studi atau eksperimen, tetapi mengutarakan problem secara persis, mencari solusi, memberikan argumentasi dan alasan secara tepat, proses ii dinamakan dialektika. Dialektika merupakan dialog yang logis, dan dalam filsafat mutlak diperlukan. Dialektika mengandalkan logika dan juga tidak sedikit harus menggunakan bahasa dan matematika, ini yang membuat filsafat menjadi suatu ilmu pada sisis tertentu dia berciri eksak, selain fislafat bersifat spekulatif, keraguan, dan ketertarikan atau keingintahuan. jika merujuk pada pendapat hegel, dialektika adalah dua hal yang dipertentangan lalu didamaikan atau bisa dikenal dengan tesis( yang mengiyakan), antitesis (yang mengingkari), dan sintesis ( kesatuan kontradiksi).


Bagikan :

Vijian Faiz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Sosiologi Hukum Islam-1

Wed Feb 16 , 2022
Bagikan :Secara etimologi, sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang memiliki arti teman atau kawan, dan logos yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Pada umumnya ilmu pengetahuan sosiologi lebih difahami sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata Latin, socius yang berarti kawan dan kata Yunani, logos […]

Baca Juga