Ahkamul ‘aqli adalah ketetapan-ketetapan atau keputusan-keputusan yang diambil oleh ‘aqal dengan berfikir, terkadang dengan sepintas-lalu, terkadang dengan sebentar dan terkadang dengan lanjut.
Ahkamul ‘aqli dibagi menjadi tiga:
- Wajib, 2. Mustahil, 3. Ja’iz
Yang dikatakan wajib pada ‘aqal itu, ialah satu perkara yang aqal menetapkan adanya atau ‘aqal mengatakan mesti begitu.
Contoh seperti:
- Dua dengan dua, ‘aqal menetapakan mesti empat.
- Bapak, ‘aqal menetapkan mesti lebih tua dari anaknya.
Mustahil pada ‘aqal adalah suatu perkara yang ‘aqal menerapkan tidak adanya, atau ‘aqal menetapkan tidak boleh jadi begitu:
Contoh :
- Satu lebih banyak dari dua, ‘aqal mustahilkan ya’ni aqal tidak mau terima.
- Anak lebih tua dari bapaknya, aqal mesti memustahilkan.
Yang disebut ja’iz pada ‘aqal itu, ialah perkara-perkara yang dapat diterima oleh ‘aqal adanya dan tidak adanya.
Contoh seperti:
- Orang berkepala lima, umpanya, ‘aqal mengatakan bisa jadi ada, ya’ni aqal tidak menetapkan mesti ada dan ‘aqal tidak berkata mustahil ada.
- Satu benda bergerak atau diam aqal berkata bisa jadi, ya’ni ‘aqal tidak mestikan dia diam dan tidak mustahilkan, dan tidak mestikan dia bergerak dan tidak mustahilkan.